15/12/15

Syarat Hidup

Ga sengaja nemu tulisan ini yang di share seorang teman di fb. Tulisannya menarik dan inspiratif buat gue.. ditulis oleh Adithya Mulya.
Selamat menyimak... ;)


Syarat Hidup


Ada seorang operations manager dari sebuah client kantor gue – yang cool banget. Kita undang dia makan siang dan nasinya keras. Kita sebagai vendor yang baik, meminta maaf. Dia bilang,

Gak papa. Justru saya suka nasi keras. Gak suka tuh saya, beras sushi.”

“Kok sukanya nasi yang keras Pak?” I cannot help but to ask.

“Iya, orangtua saya ngajarin jangan pernah buang makanan. Nasi kemarin juga kita makan.”

This may be simple. But this, blew my mind.
Dan setelah gue menjadi orangtua, di sinilah gue lihat banyak orangtua mulai mengambil langkah yang tidak disadari, berdampak.

“Saya waktu kecil, miskin. Saya pastikan anak-anak saya mendapatkan yang terbaik, termahal.”

“Waktu kecil, saya makan aja susah. Saya pastikan mereka itu sekarang makan enak.”

“Waktu kecil, saya belajar ditemani lilin dan 2 buku. Sekarang anak saya, saya sekolahkan ke Inggris.”

We experienced the worst and therefore we tend to give the best.
The question is, is the best…is what our children need? Really?


Berdasarkan input dari sdri Leony dalam section comment, saya tambahkan: sebelum teman-teman pembaca yang pernah kuliah di luar menjadi tersinggung, saya ingin tekankan bahwa tidak ada yang salah dengan menyekolahkan anak ke luar negeri.