Gerakan aktivis lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) ikut mengundang novelis terkemuka, Darwis, angkat suara. Lelaki yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye ini memberi Tiga Nasihat tentang Fenomena LGBT.
Tiga Nasihat Tere Liye tentang Fenomena LGBT:
1. Kaum Cetek
Di dunia yang canggih hari ini, jika kalian habis-habisan menjaga anak-anak, keluarga dari serangan homo, lesbi, kalian akan disebut homofobia. Sementara yang homo, lesbian, termasuk para pendukungnya mendapat lencana: orang paling toleran, berhati mulia, dan the best people yang pernah ada.
Di dunia lebay hari ini, jika kalian berusaha menjalankan ajaran agama, simply hanya menegakkan perintah kitab suci masing-masing (karena jelas, homo, lesbi itu dilarang semua kitab suci agama tauhid), maka kalian terima nasib divonis: pendek pikir, dangkal, kampungan, berpikir mundur, dan semua gelar hina dina lainnya. Sementara yang homo, lesbian, termasuk para fannya, pencinta mereka, mendapatkan sanjungan: manusia modern, sangat berpikiran maju, berwawasan, orang-orang terhebat yang pernah dilahirkan di muka bumi.
Tapi, itu tidak masalah. Dan, memang bukan masalah?
Jangan terpancing berdebat, jangan habiskan waktu berantem. Tetaplah jadi “orang dangkal”, “kampungan”, “cetek”, biarkan saja orang-orang menilai bebas tentang kita di luar sana. Kita memilih terus fokus menjaga anak-anak, keluarga kita dari paham-paham ini. Dan terus sebarkan tulisan, agar mereka tahu, masih banyak yang peduli. Masih banyak yang akan terus saling menasihati.
*Tere Liye
photo by google |
Tiga Nasihat Tere Liye tentang Fenomena LGBT:
1. Kaum Cetek
Di dunia yang canggih hari ini, jika kalian habis-habisan menjaga anak-anak, keluarga dari serangan homo, lesbi, kalian akan disebut homofobia. Sementara yang homo, lesbian, termasuk para pendukungnya mendapat lencana: orang paling toleran, berhati mulia, dan the best people yang pernah ada.
Di dunia lebay hari ini, jika kalian berusaha menjalankan ajaran agama, simply hanya menegakkan perintah kitab suci masing-masing (karena jelas, homo, lesbi itu dilarang semua kitab suci agama tauhid), maka kalian terima nasib divonis: pendek pikir, dangkal, kampungan, berpikir mundur, dan semua gelar hina dina lainnya. Sementara yang homo, lesbian, termasuk para fannya, pencinta mereka, mendapatkan sanjungan: manusia modern, sangat berpikiran maju, berwawasan, orang-orang terhebat yang pernah dilahirkan di muka bumi.
Tapi, itu tidak masalah. Dan, memang bukan masalah?
Jangan terpancing berdebat, jangan habiskan waktu berantem. Tetaplah jadi “orang dangkal”, “kampungan”, “cetek”, biarkan saja orang-orang menilai bebas tentang kita di luar sana. Kita memilih terus fokus menjaga anak-anak, keluarga kita dari paham-paham ini. Dan terus sebarkan tulisan, agar mereka tahu, masih banyak yang peduli. Masih banyak yang akan terus saling menasihati.
*Tere Liye